Selasa, 10 September 2019

Manajemen Pajak


MANAJEMEN KENAIKAN TARIF PAJAK, RETRIBUSI, & PDAM
Identitas Buku


  • Judul Buku : Manajemen Kenaikan Pajak, Retribusi, dan PDAM
  • Pengarang Buku : Harun, Hamrolie, H.
  • Penerbit Buku : BPFE-UGM
  • Tahun Terbit : 2013
  • Tempat Terbit : Yogyakata
  • Tebal Buku : 103 halaman

Resensi Buku

            
        Buku yang berjudul Manajemen Kenaikan Tarif Pajak, Retribusi, dan PDAM ini berisi tentang pelajaran bagaimana menetapkan besarnya angka kenaikan tarif yang bisa dipertanggungjawabkan. Buku ini juga berisi pelajaran bagaimana mengukur kemampuan masyarakat dalam menanggung kenaikan tarif.

TEORI KENAIKAN PAJAK
         Kenaikan tarif pajak, retribusi, dan PDAM, mempunyai tujuan agar pelayanan kepada masyarakat bisa tetap dipertahankan dengan sebaik-baiknya. Apabila kenaikan tarif tidak dilakukan, maka pelayanan kepada masyarakat akan semakin menurun. Hal tersebut dikarenakan pelayanan membutuhkan biaya. Setiap tahun biaya meningkat karena ada inflasi. Pemenuhan biaya tersebut harus dilakukan dengan cara meningkatkan tarif pajak, retrbusi dan PDAM agar pelayanan dapat berjalan dengan baik. Kenaikan biaya pelayanan karena adanya inflasi.
    Inflasi adalah tingkat kenaikan harga pada umumnya untuk semua barang dan jasa. Misalnya saja diketahun tahun 2006 inflasi 10%. Maka tingkat harga tahun 2006 = (1 + 10%) x tingkat harga 2005, dan begitu selanjutnya. Kemudian dalam perhitungan inflasi tersebut terdapat istilah Eskalator Harga atau disingkat EsH. Eskalator Harga atau EsH adalah menunjukan angka, berapa kali harga tahun tertentu dibandingkan harga tahun dasarnya. Kemudian lanjut dalam pengertian Tarif Baru. Tarif baru merupakan suatu tarif pajak tertentu yang misalnya Rp 200,-. Tarif itu berlaku tahun 2001 sampai 2006 dan belum dinaikan. Jika tahun 2007 akan mengusulkan untuk menaikan tarif tersebut maka dapat dilakukan dengan cara tarif lama x eskalator harga. Tarif baru tersebut masih suatu usulan, harus dihitung dulu kemampuan masyarakat menanggung kenaikan tarif.
    Setelah usulan tarif ditetapkan, ekmudian dilakukan perhitungan mengukur kemampuan masyarakat dalam menanggung kenaikan tarif tersebut. Kemampuan tersebut bisa dilihat dari pendapatan per kapita masyarakat. Cara menghitung pendapatan per kapita adalah PDRB : Jumlah Penduduk. PDRB merupakan singkatan dari Produk Domestik Regional Bruto yang artinya pendapatan dari seluruh penduduk suatu daerah tertentu selama satu tahun. PDRB dalam buku Statistik Daerah dibagi menjadi dua macam yaitu PDRB Harga Konstan dan PDRB Harga Berlaku.PDRN Harga Konstan adalah PDRB yang dinilai berdasarkan harga produk atau jasa pada tahun dasar. Tahun dasar berubah tiap 10 tahun sekali. PDRB haga konstan digunakan untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah dari tahun ke tahun. Sedangkan PDRB Harga Berlaku adalah PDRB yang dinilai berdasarkan harga barang dan jasa pada tahun yang besangkutan. PDRB Harga Berlaku digunakan untuk mengukur kemampuan masyarakat dalam menanggung kenaikan tarif. Karena angka PDRB ini benar-benar menunjukkan angka nominal pendapatan masyarakat yang siap untuk digunakan memenuhi kebutuhan mereka termasuk kenaikan tarif pajak dan retribusi pada tahun tertentu.

CONTOH-CONTOH KENAIKAN PAJAK

RETRIBUSI OBJEK WISATA
  • Tarif lama : Rp 200,-
  • Berlaku sejak tahun : 2002
  • Rencana kenaikan tahun : 2007
Langkah Pertama
Menghitung Eskalator Harga
Tahun
Inflasi
Eskalator Harga
2003
9,60%
1,10
2004
9,22%
1,20
2005
9,28%
1,30
2006
9,22%
1,45
2007
9,34%
1,55

Langkah Kedua
Menghitung rencana kenaikan tarif
Tarif baru = 1,55 x Rp 200,-
                 = Rp 310,-

Langkah Ketiga
Menghitung Eksalator Pendapatan per Kapita
Tahun
Tingkat Kenaikan Pendapatan per Kapita
Eskalator Pendapatan per Kapita
2003
17,01%
1,17
2004
16,79%
1,37
2005
16,89%
1,60
2006
16,84%
1,87
2007
17,13%
2,19

Langkah Keempat
Mengukur kemampuan masyarakat
    Tahun 2007, Ekskalator Pendapatan per Kapita > Ekskalator Harga, yaitu 2,14 > 1,55. Sehingga rencana kenaikan tarif sebesar Rp 310,- dapat diterima, berarti terjadi kenaikan 55%.

MENETAPKAN TARIF UNTUK FASILITAS BARU
      Apabila pemerintah Kabupaten/Kota membangun proyek fasilitas publik seperti misalnya pasar atau terminal, maka cara menetapkan tarif baru untuk pasar atau terminal tersebut sebagai berikut, namun terlebih dahulu memahami konsep nilai waktu dari uang. Ada beberapa nilai waktu dari uang yang harus difahami, yaitu :
  • Nilai Sekarang (Present Value)
    Nilai sekarang digunakan untuk menghitung besarnya jumlah uang pada pemulaan periode atas dasar tingkat suku bunga tertentu dari jumlah yang akan diterima beberapa waktu kemudian. 
Rumus :
  • Nilai Sekarang dari Annuity
    Nilai Sekarang dari Annuity digunakan untuk menghitung pembayaran dengan jumlah uang tetentu selama periode tertentu dimana deretan pembayaran tersebut akan dilakukan dalam satu waktu pada permulaan periode.
Rumus : 

  • Nilai Majemuk dari Uang (Nilai yang Akan Datang)
    Nilai Majemuk dari Uang digunakan untuk menghitung besarnya jumlah uang pada akhir periode atas dasar tingkat bunga tertentu dari suatu jumlah yang diterima pada awal/permulaan periode. 
Rumus :

  • Nilai Majemuk dari Annuity
Rumus : Sn = R1 (1+i)n-1 + R2 (1+i)n-2 + R3 (1+i)n-3 dan seterusnya

 Kelebihan dan Kekurangan 
  • Kelebihan
    Buku yang berjudul “Manajemen Kenaikan Pajak, Retribusi, dan PDAM” ini memiliki suatu kelebihan yaitu buku ini dapat membantu para anak ekonomi untuk menyelesaikan segala jenis tugas. Tidak hanya mahasiswa yang bisa mempelajari namun para dosen juga dapat menggunakannya. Selain itu, buku ini juga dapat dipinjam di perpustakaan pusat UNY sehingga tidak mengeluarkan uang untuk membacanya, cukup dengan membawa KTM saja.
  • Kekurangan
    Menurut saya, kekurangan buku ini terletak pada isinya. Memang isinya lengkap namun dengan istilah-itilah yang hampir sama dan hal itu dapat memungkinkan siapapun yang membaca bingung ataupun terbolak-balik.

Senin, 02 September 2019

Gadget dan Generasi Muda


Gadget Merusak Moral Para Remaja
oleh :
 Via Oktantri

Harapanku Untuk Indonesiaku


"HARAPANKU DAN INDONESIA 10 TAHUN KE DEPAN"
    Hallo teman-teman semua, kenalin namaku Via Oktantri biasa dipanggil Via. Oh iya aku dari prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta. Asalku dari Magelang dan lebih tepatnya kecamatan Borobudur. Kalian pasti tau dong, Borobudur itu mana hehe. Kalau kalian tidak tau Borobudur berarti kalian kurang gaul dong. Soalnya kenapa? Ya karena di Borobudur kan terkenal dengan Candinya. Oh iya, aku tidak mau berbelit-belit deh, pada intinya aku bangga menjadi bagian Satyakarta #55. Aku bangga bisa menjadi salah satu bagian dari Universitas Negeri Yogyakarta yang mempunyai rektor hitz pastinya yaitu Bapak Sutrisna Wibawa.
    Aku mau cerita sedikit nih tentang permasalahan yang ada di sekitarku. Permasalahan yang semakin banyak aku jumpai adalah rendahnya tingkat pendidikan. Ya mungkin tidak hanya daerahku tapi mungkin hampir di seluruh Indonesia masih banyak permasalahan soal itu. Sebenarnya tingkat pendidikan yang bagaimana yang dimaksud ? Permasalahan tersebut adalah banyak anak-anak yang seharusnya melanjutkan sekolah ke jenjang SD, SMP, SMA, maupun kuliah tidak dapat melanjutkan pendidikan. Banyak faktor yang menyebabkan masalah tersebut terjadi. Salah satu faktor yang dominan adalah mengenai perekonomian keluarga. Tidak bisa dipungkiri bahwa biaya untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi memang membutuhkan biaya yang cukup lumayan apalagi bagi orang-orang yang memiliki perekonomian menengah ke bawah.
    Solusi untuk masalah yang telah aku ulas adalah pentingnya perhatian pemerintah bagi masyarakat yang kurang mampu. Pemerintah bisa memberikan bantuan yang layak bagi masyarakat yang kurang mampu seperti memberikan bantuan dana melalui Krtu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Kesejahteraan Sosial (KKS), dan masih banyak lagi. Katu-kartu tersebut bisa mereka gunakan untuk membantu biaya sekolah mereka karena setiap setengah tahun ataupun setahun sekali bisa diberi dana oleh pemerintah. Namun, dalam memberikan bantuan ini pemerintah harus benar-benar memilih masyarakat yang ekonominya benar-benar kekurangan dan keluarga tersebut memiliki putra/putri yang layak untuk dibiayai sekolah dalam artian adalah anak-anak yang mau diajak kerjasama, rajin, ulet, percaya diri, sopan, santun, dll. Indonesia membutuhkan anak-anak muda sebagai generasi emas penerus bangsa ! Jadilah bangsa yang berpendidikan agar bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Bantulah mereka pak/buk menteri, presiden, dsb agar mereka bisa merasakan indahnya dunia sekolah.

Minggu, 27 Agustus 2017

Interaksi Simbiosis Dalam Ekosistem Sawah

TUGAS BIOLOGI
[INTERAKSI SIMBIOSIS YANG TERJADI DALAM EKOSISTEM SAWAH]

disusun oleh :
1.      Liana Aristya Rachmawati   [11]
2.      Nabila Guna Pramesthi         [12]
3.      Sembada Yudha Prasetya     [19]
4.      Siti Mita Khoirunnisa’          [20]
5.      Via Oktantri                          [21]

X IIS 2
SMA N 1 MUNTILAN
TAHUN PELAJARAN 2016/2017





Judul : Jenis Interaksi Simbiosis di dalam Ekosistem Sawah
       I.            Tujuan : Mengidentifikasi Jenis Interaksi Simbiosis yang Terjadi dalam Ekosistem
    II.            Alat dan Bahan :
1.      Alat tulis,
2.      Lingkungan sekitar,
3.      Lembar pengamatan
 III.            Cara Kerja :
1.      Siapkan alat dan bahan yang diperlukan,
2.      Tentukan ekosistem yang akan diamati, misal ekosistem kebun, ekosistem sawah, atau ekosistem lapangan,
3.      Amatilah beberapa hubungan atau interaksi yang terjadi antara hewan dengan tumbuhan, antara hewan dengan hewan, tau antara tumbuhan dengan tumbuhan. Lakukan pengamatan hati-hati agar tidak merusak komponen tersebut. Perilaku tersebut menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan isinya,
4.      Identifikasilah hubungan tersebut dan kelompokkan ke dalam simbiosis parasitisme, komensalisme, mutualisme, dan amensalisme. Selain itu, analisislah makhluk hidup yang dirugikan, diuntungkan, atau tidak dirugikan dan tidak diuntungkan, dan
5.      Tuliskan hasil identifikasi dalam bentuk tabel.
 IV.            Hasil Pengamatan
a.       Hasil Pengamatan Simbiosis Parasitisme
No
Jenis Hubungan Parasitisme
Pihak yang Dirugikan
Pihak yang Diuntungkan
Jenis Makhluk Hidup
Bentuk Kerugian
Jenis Makhluk Hidup
Bentuk Keuntungan
1.
Hubungan antara tumbuhan dan hewan
Daun
Daun yang seharusnya untuk fotosintesis malah dimakan ulat
Ulat
Mendapatkan makanan dari tumbuhan
b.      Hasil Pengamatan Simbiosis Komensalisme
No
Jenis Hubungan Komensalisme
Pihak yang Diuntungkan
Jenis Makhluk Hidup yang Tidak Diuntungkan dan Tidak Dirugikan
Jenis Makhluk Hidup
Bentuk Keuntungan
1.
Hubungan antara tumbuhan dan hewan
Laba-laba
Mendapatkan tempat tinggaldengan membuat sarang laba-laba pada tanaman padi
Padi


c.       Hasil Pengamatan Simbiosis Mutualisme
No
Jenis Hubungan Mutualisme
Pihak I yang Diuntungkan
Pihak II yang Diuntungkan
Jenis Makhluk Hidup
Bentuk Keuntungan
Jenis Makhluk Hidup
Bentuk Keuntungan
1.
Hubungan antara tumbuhan dan hewan
Kupu-kupu
Memperoleh makanan berupa madu atau nectar yang berada dalam sari kelopak bunga
Bunga
Terbantu proses penyerbukannya karena keberadaan kupu-kupu yang mencari madu
d.      Hasil Pengamatan Simbiosis Amensalisme
No
Jenis Hubungan Amensalisme
Pihak yang Dirugikan
Jenis Makhluk Hidup yang Tidak Diuntungkan dan Tidak Dirugikan
Jenis Makhluk Hidup
Bentuk Kerugian
1.
Hubungan antara tumbuhan dan hewan
Padi
Pertumbuhan padi menjadi terhambat karena zat alelopati
Gulma

    V.            Jawaban Pertanyaan

1.      Apakah setiap makhluk hidup selalu berinteraksi dengan makhluk hidup yang lain?
Menurut kelompok kami, YA. Setiap makhluk hidup selalu berinteraksi dengan makhluk hidup lainnya. Karena setiap komponen membutuhkan komponen lainnya untuk hidup. Antar organisme, populasi, komunitas, dan ekosistem saling berinteraksi satu sama lain.

Keanekaragaman makhluk hidup di permukaan bumi akan menimbulkan hubungan kekerabatan antara organisme tersebut, makhluk hidup yang hidup di bumi selalu mengadakan interaksi (saling mempengaruhi) dengan makhluk hidup lainnya, selain terjalinnya hubungan kekerabatan antar organisme maka adapula interaksi untuk tujuan pemenuhan kebutuhan hidup setiap jenis.
2.      Apakah setiap interaksi antarkomponen biotik di dalam suatu ekosistem selalu bersifat menguntungkan?
Menurut kelompok kami, TIDAK. Karena dapat kita lihat bahwa hubungan antar komponen biotik ada yang bersifat merugikan, seperti halnya padi dan gulma yang sama-sama merupakan komponen biotik, namun mereka memiliki hubungan amensalisme yaitu dimana salah satu rugi dan pihak yang lain tidak dirugikan maupun diuntungkan. Tidak hanya itu, ada lagi yaitu hubungan antara padi dan ulat yang terhubung dalam simbiosis parasitisme yang sama halnya dengan amensalisme. Serta hubungan antara laba-laba dan padi yang termasuk dalam simbiosis komensalisme yang salah satu pihak untung dan pihak lain dirugikan.
3.      Bagaimana jika terjadi kepunahan atau peningkatan populasi suatu jenis makhluk hidup dalam suatu ekosistem?
Apabila terjadi kepunahan atau peningkatan populasi suatu jenis makhluk hidup dalam suatu ekosistem maka akan terjadi adanya ketidakseimbangan rantai makan dalam ekosistem tersebut.
 VI.            Hasil Gambar
1.      Simbiosis Parasitisme
 
2.      Simbiosis  Komensalisme
                   

3.      Simbiosis  Mutualisme

4.      Simbiosis  Amensalisme


VII.            Kesimpulan : Dari hal-hal yang telah kita bahas, maka kami dapat menarik kesimpulan, bahwa setiap simbiosis memiliki keuntungan dan kerugiannya masing-masing.Dari pengamatan yang kami lakukan maka kami dapat mengetahui banyak hal tentang simbiosis. Yang dimana simbiosis sendiri terdiri dari simbiosis mutualisme (saling menguntungkan), simbiosis parasitisme (satu untung, satu rugi), simbiosis komensalisme (salah satu untung, pihak lain tidak untung dan tidak rugi), dan simbiosis amensalisme (salah satu rugi, pihak lain tidak untung dan tidak rugi).